Welcome To Info Kerenku

Hello guys, disini kalian bakal ngedapetin info-info yang mungkin berguna buat kalian. Dengan blog ini, semoga bisa bermanfaat yaa.....

Selasa, 10 Desember 2013

Teori Agensi (Agency Theory)

Riset akuntansi keprilakuan yang menggunakan teori agensi mendasarkan pemikirannya atas perbedaan informasi antara atasan dan bawahan, antara kantor pusat dan kantor cabang, atau adanya asimetri informasi yang memengaruhi penggunaan sistem akuntansi. Teori ini didasarkan pada teori ekonomi. Dari sudut pandang teori agensi, prinsipal (pemilik atau manajemen puncak) membawahi agen (karyawan atau manajer yang lebih rendah) untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkungan. Secara umum, teori ini mengasumsikan bahwa prinsipal bersikap netral terhadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko. Agen dan prinsipal diasumsikan termotivasi oleh kepentingannya sendiri, dan seringkali kepentingan antara keduanya berbenturan. Menurut pandangan prinsipal, kompensasi yang diberikan kepada agen tersebut didasarkan pada hasil. Sementara, menurut pandangan agen, dia lebih suka jika sistem kompensasi tersebut tidak semata-mata melihat hasil tetapi juga tingkat usahanya.

Berbagai riset yang berhubungan dengan teori ini memfokuskan perhatian pada bagaimana agar sistem perjanjian kontrak kompensasi bisa mencapai keseimbangan. Alokasi kinerja perusahaan antara prinsipal dan agen didasarkan pada kontrak tersebut, baik tertulis maupun tidak. Sistem kompensasi dalam kkondisi yang ideal (first best) langsung dihubungkan dengan perilaku. Lebih lanjut lagi, karena faktor-faktor lingkungan dan keahlian agenlah yang akan menentukan output, sistem pembayaran insentif berdasarkan output menjadi tidak efisien karena agenlah yang menanggung resiko jika ada faktor lingkungan yang mengakibatkan penurunan output.

Jika prinsipal bisa mengawasi usaha agen, suatu kontrak ideal (first best control) yang mendasarkan pembayaran gaji atas usaha yang telah dilakukan ini bisa dibuat. Namun, kondisi ideal tersebut sangat sulit dicapai. Berbagai riset yang terhubung dengan sistem kompensasi biasanya dilakukan dalam konteks tidak adanya kontrak ideal. Hal ini yang lebih banyak terjadi karena agen yang lebih memahami perusahaan sehingga menimbulkan kesenjangan informasi/asimetri informasi (information asymmetry) yang menyebabkan prinsipal tidak mampu menentukan apakah usaha yang dilakukan agen memang benar-benar optimal.

Sumber: Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost